Size
Halaman
Cover
Paper
Cinta berawal dari pertemuan. Hadir lewat kedekatan. Tumbuh karena perhatian. Sejalan dengan kepercayaan.Dan bertahan karena kenyamanan.
Tanpa perlu alasan. Hanya butuh balasan. Tak cukup dilisan. Karena bukan kiasan. Semuanya berjalan lewat kebiasaan. Yang akan menjadikan cinta sebagai perhiasan.
Cinta hadir saat kita membuka hati. Meski kadang membuat luka yang tak bisa terobati. Bukan cinta yang membuat korban. Tapi kita yang tak paham pengorbanan. Walau sakit pernah menjangkit. Meninggalkan perih yang tak kunjung pulih.
Akan ada waktunya bangkit mengejar apa yang harus diraih.
Aku, kamu, dia, mereka punya masa lalu. Seburuk apapun itu. Sepelik apapun itu. Tak perlu menuntut. Karena cinta saling menuntun. Tanpa perlu mendendam karena semua bisa diredam.
Kekecewaan bukan sebab karena cinta. Tapi karena banyaknya harap dan ketidakpahaman kita tentang keikhlasan. Kita tidak bisa mendapatkan yang diinginkan sebelum bisa mengikhlasakan yang belum bisa dimiliki. Dan cinta mengajarkan itu lewat kehilangan yang terekam dalam kenangan.
Pada akhirnya, mereka yang mencari dan dicari akan dipertemukan dalam satu ikatan. Meskipun kadang keduanya tak memiliki niatan. Tapi takdir menaklukan logika, yang seringkali salah menerka.
Cinta bisa bertahan beratahun-tahun dan menyala seperti bara karena ada hati yang terpelihara. Ada doa yang tak surut dipanjat. Dan ada jiwa yang saling mengikhlaskan. Cukup kemarin kita dikalahkan. Cukup kemarin kita jadi pecundang. Sekaranglah saatnya untuk mengalahkan dan bersiap jadi pemenang. Selamat datang jiwa baru, yang tak rapuh karena keluh.
Ada orang mengatakan “apalah arti sebuah nama”. Percaya atau tidak, bagi panulis sebuah nama punya sejarah tersendiri dimana didalamnya tersimpan harapan dalam sebait do’a.
Terselip harapan yang telah lama disemogakan yang tersimpan dalam sebuah nama. Seperti halnya nama penulis “Fazar Firmansyah”. Hampir semua orang bisa menebak arti nama tadi. Yap. Waktu fajar yang menjadi pencetusnya.
Terlahir di waktu subuh tepatnya, orangtuanya memberikan nama sesuai dengan waktu kelahiran. Diselipkan huruf “Z” sebagai entitas dan pembeda dengan nama yang sudah ada terlebih dahulu.
Bukan biar kece semata. Tapi lebih berkarakter saja. Mungkin selling point dan marketingnya disana. Padahal orangtuanya bukanlah seorang ahli marketing atau konsultan marketing.
Sebagian orang bisa manfsirkan demikian. Namun penulis sendiri lebih suka filosofis nama yang di buatnya sendiri. Selain lahir di waktu pagi seperti namanya. Arti “Fazar” disini lebih kepada penerang & pembawa semangat (booster), seperti semangat dipagi hari yang akan dibagikan sinarnya.