Rating
Halaman
Cover
Paper
Panduan Mengatasi Stress & Cemas Untuk Kamu Yang Suka Pura-pura Bahagia.
“Cobalah untuk jujur kepada diri sendiri. Merasa baik-baik saja, itu wajar. Marah, kecewa, sedih dan sakit hati bukanlah perasaan yang harus dihindari, tapi dihadapi dan dikelola agar rasa itu tidak terus menerus menyakiti diri sendiri ataupun orang lain.”
Salah satu alasan saya menulis buku “Aku Baik-baik Saja”:
Bayangin aja 800.000 korban bunuh diri dalam satu tahun yang artinya ada 1 kematian setiap 40 detik.
Saya pengen mengajak teman-teman untuk jujur dan segera minta pertolongan ke orang yang tepat jika dirasa sudah hopeless.
Saya pengen mengajak teman-teman yuk lebih peduli, lebih peka dengan orang di sekitar kita.
Saya pengen mengajak teman-teman lebih bijak lagi dalam berkata dan berkomentar, receh buat kita, bisa sangat mendalam bagi yang bersangkutan. Kehidupan orang yang kita lihat di media sosial ini hanyalah seujung kuku saja. Kita tidak tahu bagaimana kehidupan di dunia nyatanya. Jika tidak bisa berkomentar positif, lebih baik, skip saja.
Saya harap, buku “Aku Baik-baik Saja” nanti bisa menjadi teman untuk kamu bisa jujur dan mengelola rasa yang menyakitkan itu.
Bismillah ❤ Tetap semangat teman-teman semua ya!
Kamu berarti, kamu berharga, kamu berhak bahagia.
#1 Diary Jiwaku
Saat itu, aku duduk di depan, tepatnya di sebelah sopir yang sedang melajukan mobil jenazah dengan kecepatan 100km/jam. Jenazah di dalam mobil ambulan itu adalah almarhumah mamaku.
#2 Dear Allah
Kalau kamu yakin bahwa Allah Maha Mendengar doamu, kamu juga harus yakin bahwa Allah Maha Melihat saat kamu melakukan dosa.
#3 Dear Me
Kadang aku bingung dengan diriku sendiri, aku bingung sebenarnya apa yang aku mau dan apa yang aku rasakan. Anehnya, malah aku menuntut orang lain untuk memahami apa yang aku mau dan apa yang aku rasakan.
#4 Dear You
Setiap orang punya kemampuan menahan rasa sakit masing-masing. Buat kamu biasa aja, tapi buat aku bisa sakit banget. Begitu juga sebaliknya. Jadi ya saling menghargai aja.
#5 Aku Baik-baik Saja
Gak perlu mempertahankan teman sampai harus mengorbankan perasaanmu. Berteman sewajarnya saja. Saat mati juga kita gak ada temannya.
#6 Berdamai dengan Takdir
Takdir itu terjadi di luar pilihanmu. Namun sayang, kebanyakan orang saat salah memilih malah menyalahkan takdir. Ya, berlindung atas nama takdir, padahal itu adalah akibat dari pilihannya sendiri.
#7 Obat Kesedihan
Sedih adalah sebuah rasa yang Allah ciptakan. Tidak perlu malu mengakui jika sedang sedih. Karena manusia paling mulia pun pernah sedih.
#8 Meraih Kebahagiaan
Jika standar kebahagiaan adalah harta dan tahta, lantas bagaimana dengan orang yang tak punya itu? Apakah mereka tak layak untuk bahagia? Jika standar kebahagiaan adalah punya pasangan, apakah yang tidak punya pasangan, tidak bisa bahagia?
#9 Doa
Kamu masih ingat kisah Nabi Zakaria saat berdoa meminta keturunan sama Allah? Secara ilmiah sudah tidak mungkin lagi untuk punya anak, tapi Nabi Zakaria tidak pernah putus asa. Maka, Kun Fayakun! Mudah bagi Allah menjadikan sesuatu. Maka, hamillah istrinya Nabi Zakaria meskipun sudah sangat tua.
Jee Luvina, seorang ibu dengan 3 anak yang sebagian waktunya dihabiskan di rumah.
Bercita-cita jadi wanita karier yang kerja di kantor, tapi Allah bawa menjadi wanita karier di rumah tercinta.
Hasil belajar psikologi Islam di UIN Palembang, melengkapi kegiatan menulisnya yang fokus pada kesehatan mental.
Penulis +184 buku yang juga member of Trainer TEMPA Trainers Guild aktif membagikan kegiatannya di media sosial.
Automated page speed optimizations for fast site performance